Rabu, 21 April 2010

SELAMAT DATANG SULTIM

Bupati Banggai Ma’mun Amir menyatakan, pembentukan Provinsi Sulawesi Timur (Sultim) segera terealisasi menyusul masuknya Rancangan Undang-Undang (RUU) Sultim dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Karena itu tak ada alasan bagi Gubernur Sulawesi Tengah tak segera mengeluarkan rekomendasi pembentukan Sultim.
Demikian dikatakan Ma’mun Amir saat ditemui disela-sela Hari Ulang Tahun (HUT) Sulteng ke-46, Selasa (13/4). Menurut dia, masyarakat Sultim dari tahun ketahun menginginkan realisasi janji pemerintah untuk memekarkan Sultim, tapi, sampai sekarang janji tersebut belum dibuktikan.
“Selaku pemimpin daerah Banggai, saya tetap berkomitmen, pemekaran Sultim harus segera terwujud dan tentunya realiasasi pemekaran tersebut harus sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku,” katanya.
Selama perjuangan tersebut, dirinya mengaku telah melakukan berbagai upaya dan telah membangun komunikasi politik dengan sejumlah lembaga negara antara lain, Kementerian Dalam Negeri dan DPR-RI. Ma’mun optimis diakhir masa jabatan Gubernur HB Paliudju ini, Sultim akan segera terwujud.

Bupati Parigi Moutong Longky Djanggola mengapresiasi langkah Sultim untuk memisahkan dari Sulteng. Menurutnya, dengan adanya pemekaran daerah tentu akan semakin lebih memaksimalkan kinerja aparatur pemerintahan dan mendekatkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat.

“Saya tidak alergi dengan adanya pemekaran, apalagi daerah Sulteng adalah salah satu wilayah terluas di Indonesia. Dan, walaupun Sultim nantinya memisahkan diri dari Sulteng, tapi tali silahturahmi antar daerah akan tetap terjalin,” katanya.
Dia mencontohkan, sejumlah daerah yang telah mekar terlebih dahulu seperti daerah Sulawesi Barat, sampai saat ini tetap menjaga hubungan baik antar daerah. Maka itu, tak ada satu pun alasan untuk menghambat proses pemekaran Sultim tersebut. Apalagi persoalan tersebut telah dimasukan dalam pembahasan Proglegnas DPR-RI, dan tinggal menunggu realisasi (Sumber : Mediaalkhairaat.com)

Pemekaran Daerah

Dewan Perwakilan Rakyat akan mengkaji kembali 33 daerah yang meminta pemekaran, besok Kamis (23/4). 20 daerah sebelumnya sudah menjadi usul inisiatif DPR RI dan dikirim ke Presiden, sedangkan 13 daerah sudah masuk ke Badan Legislasi untuk disinkronisasi.

"Dari 33 daerah ini ketika kita sisir kita temukan ada tiga daerah yang persyaratnya kurang. Satu diantaranya ada di 20 daerah itu. Tidak perlu disebutkan yang mana," kata Wakil Ketua Komisi Pemerintahan Ganjar Pranowo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/4).

Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, dalam pembahasan nantinya Komisi tidak hanya copy paste dari bahan sebelumnya. Tiap-tiap yang berhubungan dengan persoalan pemekaran daerah akan diundang seperti pakar, pengamat, dan bila perlu perguruan tinggi yang menyusun visibilities study mengenai daerah tersebut. "Kita tanya apakah semua ini benar? Seringkali ada pengakuan yang berbeda, banyak (daerah) yang memaksakan,"kata dia.

Dalam pembahasan komisi, lanjut Ganjar, Rancangan Undang-Undang (RUU) masing-masing daerah nantinya akan bersifat asimetris atau berkarakter daerah. Artinya Undang-Undang tiap daerah yang mekar itu nantinya akan berbeda dikarenakan karakter daerah yang memang tidak sama. "Kalau ada ketentuan daerah menginginkan aturan tertentu ya kita tulis diundang-undang itu, memang harus beda,"tambahnya.

Jika pembahasan selesai dan dibuat drafnya, Komisi akan segera memberikan ke Badan Legislasi untuk diharmonisasi, disinkronisasi dan dilakukan pematangan konsep. Setelah dikembalikan kembali ke komisi, draf akan diputuskan menjadi inisiasi DPR untuk dibawa ke paripurna yang kemudian segera dikirim ke presiden. "Presiden akan mengeluarkan surat presiden dan akan kita bahas disini,"kata dia. (Sumber : tempointeraktif.com)

Segera Putuskan Proyek Donggi-Senoro

Pemerintah lewat Wakil Presiden Boediono didesak untuk segera mengambil keputusan tentang kelanjutan proyek Donggi Senoro. Mulai dari investor migas hingga Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah meminta Wapres segera mengambil keputusan.

Ketua Komisi III Bidang Pembangunan DPRD Sulteng Nawawi Sang Kilat menagih janji Wapres Boediono untuk segera menyetujui proyek Donggi senoro

"Kami tagih janji yang disampaikan Pak Boediono saat kunjungan ke Sulawesi pada 8 April lalu. Di sana dia bilang bahwa masalah Donggi Senoro akan secepatnya diselesaikan di Jakarta," kata Ketua Komisi III Bidang Pembangunan DPRD Sulteng, Nawawi Sang Kilat dalam acara 'Akselerasi Proyek Donggi Senoro' di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (20/4/2010).

Menurut dia, keputusan mengenai kelanjutan proyek ini harus diputuskan karena keberadaan proyek ini nantinya akan memberikan tambahan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah hingga Rp 1,2 triliun. Saat ini, pendapatan daerah Provinsi Sulteng sendiri tercatat sekitar Rp 1,1 triliun.

Ia juga menyoroti soal masalah alokasi dari lapangan yang memiliki cadangan sekitar 2,5 tcf tersebut yang hingga saat ini masih menjadi kontroversi. Menurutnya, sikap pemerintah yang tidak mengizinkan ekspor gas dari lapangan Senoro dan Matindok sebagai sikap yang diskriminasi.

"Kenapa Bontang boleh diekspor tapi Senoro tidak boleh. Ini diskriminasi namanya," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI, Soetan Batoegana juga mendesak agar Wapres segera memutuskan kelanjutan soal proyek ini. Pasalnya jika tidak diputuskan maka Indonesia akan kehilangan momentum.

"Soal Donggi Senoro selama 20 tahun ini kita hanya maju mundur maju mundur sementara negara lain sudah mulai memproduksi gas. Takutnya saat kita mau produksi harga gas malah sudah turun," ungkapnya.

Apalagi, lanjut dia, dalam pengembangan proyek ini, Pertamina dan Medco sudah memiliki kontrak internasional dengan pihak Mitsubishi dan juga para calon pembeli asal Jepang. Ia khawatir jika proyek ini terus tertunda maka akan merugikan investor dan mencoreng nama Indonesia di mata Internasional

"Kita punya hubungan emosional dengan Jepang. Dia sudah habiskan duitnya untuk survey tahu-tahu dengan enaknya kita batalkan," tandasnya.

Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute, Pri Agung Rakhmanto menilai tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menolak ini. Misalnya dari, sisi pendapatan, jika proyek ini berjalan maka pemerintah akan mendapatkan penerimaan dari dua sumber yaitu dari sisi hulu (upstream) dan hilir (downstream).

"Karena di situkan Pertamina juga akan mendapatkan penerimaan dari sisi downstream juga," kata dia.

Sementara dari sisi harga, ia menilai harga yang disepakati jauh lebih baik dari harga jual gas ke Tangguh. "Apalagi saat ini harga gas tidak menentu yang pada saat normal, kalau harga minyak US$ 80 per barel maka harga US$ 6-7 per mmbtu, tapi sekarang hanya US$ 3-4 per mmbtu karena pasar juga sedang jenuh," tandasnya.

Di tempat terpisah, Direktur Utama Medco Energi Budi Basuki masih harap-harap cemas menanggapi persoalan ketidakpastian proyek Senoro ini. "Kita rajin (shalat) tahajjud saja," ujarnya.

Dia berharap proyek ini bisa selesai secepatnya, untuk mulai mengatasi persoalan defisit gas negara.

"Kami mengharapkan Donggi Senoro bisa secepatnya karena sangat membantu bagi kepentingan daerah, bisa dilakukan seperti apa yang kita rencanakan ekspor domestik, berkontribusi bagi negara," jelasnya.

Budi mengakui, jika proyek ini tidak diselesaikan secepatnya, maka baik kontraktor dan pemerintah akan merugi. Apalagi dengan komposisi gas sebesar 70% untuk ekspor dan 30% untuk domestik. Namun, mengenai isu hengkangnya Mitsubisi karena kerugian akibat tersedatnya proyek ini, Budi masih bungkam (Sumber : Detik.com).

Kombinasi Domestik dan Ekspor Untuk Senoro

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku sudah mengirimkan surat resmi kepada Wakil Presiden Boediono mengenai rekomendasi alokasi gas Donggi-Senoro. Isinya merekomendasikan kombinasi domestik dan ekspor untuk alokasi gas tersebut.

"Betul, kombinasi (domestik dan ekspor) adalah yang terbaik dengan segala pertimbangan," kata Hatta Sabtu malam (10/4/2010).

Hatta mengirimkan surat resmi bernomor S-36/M.EKON/03/2010 kepada Wapres Boediono tanggal 8 Maret 2010 yang menyatakan pihaknya setuju dengan usulan Menteri ESDM Darwin Saleh yakni pengembangan gas Senoro menggunakan opsi kombinasi ekspor dan domestik untuk kebutuhan industri pupuk dan PLN. Opsi tersebut, lanjut Hatta dalam suratnya, sudah didukung hasil kajian independen Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) sesuai arahan Wapres.

Dalam kajiannya, LAPI ITB menyarankan gas Senoro dikembangkan dengan skenario ekspor LNG sebesar 335 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan pemakaian dalam negeri bagi PT Pusri 60 MMSCFD dan PT PLN 30 MMSCFD.

Hatta mengatakan, harus ada kombinasi ekspor dan domestik untuk gas Senoro adalah karena pada tahun 2014 di saat gas Senoro mulai berproduksi, pasar gas internasional akan banjir pasokan terutama dari Qatar. Dengan telah disampaikannya rekomendasi tersebut, imbuh Hatta, maka keputusan alokasi gas dari lapangan Senoro tinggal menunggu persetujuan Wapres.

Sementara itu, Direktur proyek PT Medco Energi Internasional Tbk Lukman Mahfoedz optimis usulan kombinasi ekspor dan domestik untuk alokasi gas Senoro yang juga diajukan pihaknya akan disetujui pemerintah dalam waktu dekat.

"Karena opsi ini adalah yang terbaik dan menguntungkan setelah melalui beberapa kali kajian," ungkap Lukman saat dikonfirmasi detikFinance.

Ia menjelaskan, berdasarkan proposal kajian akhir bersama dengan BP MIGAS dan Kementerian ESDM untuk alokasi gas Senoro adalah kombinasi pasokan ke DSLNG dan domestik (PLN dan pabrik pupuk ) dengan ratio 25 %. Dimana untuk domestik akan disalurkan secara bertahap sesuai dengan kesiapan pasar lokal.

"Ada pun untuk DSLNG disiapkan 335 MMSFD untuk 2 milion ton capacity LNG," kata dia.

Ia menyatakan, meskipun kelanjutan proyek ini belum mendapat kepastian sejak setahun lalu, namun sampai saat ini seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini yaitu Medco, Pertamina dan Mitsubishi masih terus berkomitmen meneruskan proyek ini. Ketiga perusahaan tersebut sudah mengeluarkan sekitar Rp 800 miliar hanya di downstream (sisi hilir).

"Itu belum termasuk ongkos pengeboran di hulu oleh Pertamina dan Medco," kata dia.

Komitmen serupa ditunjukan oleh para calon pembeli asal Jepang yang sejak tahun 2007 hingga kini masih menunggu di tengah persaingan yang sangat ketat untuk pemasaran LNG saat ini.

"Akan tetapi tentunya mereka tidak bisa menunggu terlalu lama," ungkapnya.

Keputusan pemerintah mengenai kelanjutan proyek ini sangat dinanti-nantikan para pengembang proyek Donggi Senoro. Pasalnya kontrak PSC (Production Sharing Contract) akan berakhir pada tahun 2027. Padahal secara ekonomis membutuhkan waktu operasi minimum 15 tahun untuk mengembangkan suatu proyek.
(Sumber : Detik.com)

Selasa, 13 April 2010


Diambil dari sebuah penelitian, kayaknya ada benarnya TAPI yang paling utama BERDOA!
Hampir seluruh kecelakaan pesawat terbang yang pernah terjadi selalu menewaskan seluruh atau sebagian besar penumpangnya. Namun sebuah penelitian mengungkapkan fakta, lokasi tempat duduk penumpang berpengaruh besar terhadap persentase tingkat keselamatannya. Lantas di manakah kursi yang paling aman di pesawat? Banyak ahli penerbangan mengatakan, tak ada tempat yang aman dalam sebuah pesawat ketika terjadi kecelakaan. Situs pabrik pesawat Boeing mengatakan "sebuah kursi di pesawat sama amannya dengan kursi yang lain." Sebaliknya situs airsafe.com mengatakan "tidak ada satu pun tempat duduk yang aman di pesawat" jika terjadi kecelakaan. Bahkan Jubir Federal Aviation Administration (FAA) tidak punya jawaban untuk pertanyaan ini. Tapi tunggu dulu! Berdasarkan penelitian investigatif situs Popular Mechanics, Selasa (24/7/2007), kursi paling aman di pesawat ketika terjadi kecelakaan adalah kursi paling belakang. Sebaliknya, kursi paling depan yang biasanya kelas bisnis atau VIP, adalah kursi yang paling berbahaya dalam pesawat jika terjadi kecelakaan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil penelitian terhadap sejumlah kecelakaan pesawat jet penumpang di Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak tahun 1971, baik kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang atau hanya sebagian penumpangnya. Data yang digunakan adalah data 20 kecelakaan pesawat yang dilansir National Transportation Safety Board (NTSB) AS. Secara statistik, data itu diolah satu per satu dengan cara membandingkan kursi penumpang yang selamat dan kursi penumpang yang tewas. Sebuah pesawat, dalam penelitian ini, dibagi ke dalam 4 area. Area pertama, kursi penumpang di bagian paling depan. Kedua, kursi penumpang yang di belakang bagian paling depan tapi letaknya tidak sejajar dengan sayap pesawat. Ketiga, kursi penumpang yang sejajar dengan sayap pesawat, dan bagian keempat adalah kursi di bagian paling belakang. Dari 20 kecelakaan ditemukan fakta, dalam 11 kecelakaan, penumpang yang berada di bagian paling belakang yang selamat. 5 Kecelakaan justru menunjukkan penumpang yang berada di bagian depan yang selamat. Sedangkan 3 kecelakaan lainnya, baik penumpang yang berada di kursi depan atau di belakang memiliki kemungkinan sama besar, tidak ada yang selamat. Sedangkan 1 data kecelakaan lagi tidak dapat ditentukan. Berdasarkan data inilah peneiliti di Popular Mechanics menyimpulkan, kursi yang berada paling ujung belakang yang memiliki tingkat persentase keselamatan paling tinggi. Data kecelakaan-kecelakaan pesawat yang diteliti adalah kecelakaan Air Florida pada tahun 1982 di Washington DC, kecelakaan Boeing 727 di Bandara Kennedy di New York pada tahun 1972 (penumpang yang selamat berada di 4 baris kursi paling belakang) dan kecelakaan pesawat DC-8 yang kehabisan bahan bakar di Portland Oregon pada tahun 1978 (7 penumpang yang tewas duduk di 4 baris kursi paling depan). Begitu juga dengan kecelakaan pesawat DC-10 accident in Sioux City, Iowa pada 1989. Mayoritas dari 175 penumpang yang tewas adalalah penumpang yang duduk di area 1 dan area 2. Data yang sama juga ditunjukkan beberapa kecelakaan yang terjadi pada kurun waktu 1988-1992. Hanya satu data kecelakaan yang menunjukkan penumpang di bagian depan pesawat yang lebih selamat, yakni kecelakaan pesawat Boeing 737-400 di landasan Bandara LaGuardia pada 1989. Setelah dijumlahkan dan dirata-ratakan, penelitian ini menemukan angka persentase sebagai berikut. Area 1 tingkat keselamatannya hanya mencapai 49 persen. Area 2 (56 persen), area 3 (56 persen) dan area 4 (69 persen). Hasil penelitian ini mungkin saja kontroversial dan bisa diperdebatkan, tapi data ini setidaknya bisa menjadi pertimbangan bagi Anda yang ingin bepergian dengan menggunakan pesawat terbang. Masih ingin duduk di kursi depan?(Sumber: Detik.com)

SELAMAT dalam KECELAKAAN PESAWAT?Bagaimana?

Diambil dari sebuah penelitian TAPI yang paling UTAMA, JANGAN LUPA BERDOA!

Setiap kali mendengar kecelakaan pesawat, kita akan membayangkan kengerian akan kematian dalam sekejab. Tapi berdasarkan pengalaman dan statistik terkini bisa dikatakan kebalikan daripada bayangan kita.

Dari 134 orang pada naik ke Turkish Airlines penerbangan yang kecelakaan di Bandara Schiphol, Amsterdam, dari bulan Maret 2009 lalu, 125 penumpang selamat. Ketika pesawat US Airways mendarat darurat di Sungai Hudson, New York pada bulan Januari, setiap penumpang dan anggota awak masih dapat berjalan pergi dengan sehatnya. Begitupula ketika Lion Air bulan Oktober kemarin tergelincir di Bandara Soekarno Hatta seteah sebelumnya mendarat darurat di Bandara Hang Nadin, Batam.

Kebijakan keselamatan yang secara internasional dilaksanakan selama tahun 1980-an dan 1990-an, serta perbaikan dalam pelatihan staf telah membantu untuk meningkatkan tingkat hidup. Tetapi keputusan dan tindakan penumpang dapat juga berarti perbedaan antara hidup dan mati.

Para ahli menyarankan agar penumpang harus bertindak dengan pikiran yang jernih, tetap tenang dan menyimak saran berikut :

1. Membuat rencana. Bila Anda naik sebuah pesawat, amati lingkungan interior pesawat. Pandangan dapat berkurang di kala kabin penuh asap, sehingga dapat menghitung jumlah baris antara Anda dan dua pintu keluar terdekat.

2. Selalu mendengarkan pra-briefing keselamatan penerbangan dan dapat dipelajari kartu keselamatan di tempat duduk belakang. Jangan menganggap anda tahu semuanya, karena setiap jenis pesawat memiliki berbagai petunjuk keselamatan. Jika Anda duduk di baris keluar, pastikan Anda tahu bagaimana cara membukanya. Awak kabin tidak akan selalu menyuruh Anda untuk mengoperasikannya, jadi pastikan Anda memiliki keyakinan untuk mengambil kontrol dalam suatu kecelakaan.

3. Berpakaian sesuai. Anda perlu untuk dapat tetap hangat jika anda mau selamat dari kecelakaan sehingga memakai lengan dan celana panjang. Sebisa mungkin hindari memakai tumit tinggi, jika memakainya maka harus dikeluarkan sebelum evakuasi darurat melalui slide.

4. Anda tetap aman bila terikat seatbelt. Tapi juga ingat bagaimanapun juga jangan lupa cara melepaskannya bila diperlukan.

5. Posisi kursi yang teraman di pesawat mungkin tidak ada. Beberapa mengatakan kursi di tengah adalah teraman karena sambungan terkuat terletak disitu, tapi tahukah Anda kalau posisi tangki bahan bakar juga di bawahnya? Kursi terdekat dengan pintu keluar apakah dapat menjamin penumpang bisa keluar dengan cepat? Bagaimana bila macet?

6. Periksa untuk pelampung sebelum take off. Biasanya di dalam plastik di bawah kursi.

7. Jangan mengembangkan jaket pelampung di pesawat. Banyak di antara 123 orang yang tewas dalam kecelakaan Etiopia Airlines Boeing 767 mematikan Kepulauan Comoro dekat Afrika pada tahun 1996 telah mengembangkan jaket di kabin sehingga berarti mereka tidak dapat menyelam dan keluar saat kabin banjir.

8. Lindungi diri sendiri dari hantaman. Tujuannya adalah untuk mencegah terhantam ketika sedang maju pesat. Posisinya dimana kursi anda kembali ke posisi tegak lurus dan kepala anda rendah ke berlutut atau bertahan pada kursi di depan Anda. Meletakkan tangan di belakang kepala, tetapi jangan renda jari-jari anda. Usahakan sikut Anda tetap di samping kepala Anda, tetapi tidak lebih rendah ke lutut. Banyak dari para korban yang selamat dan dari M1 Kegworth crash dari 1989 (79 dari 126 orang bertahan di papan) telah mengalami luka kaki di bawah lutut sebagai akibat kaki mereka terhantam kursi di depan mereka. Jadi Anda usahakan menarik kaki sejauh mungkin dari kursi di depan Anda. Cara ini telah dibuktikan untuk meminimalkan cedera.

8. Melompat. Ketika saatnya untuk keluar dari pesawat terbang lewat slide. Ulurkan langsung satu kaki, lengan dilipat di dada dan bersandar ke depan. Dan jika Anda ragu, anggota awak kabin akan mendorong Anda (Sumber : www.cnn.com).

Jumat, 09 April 2010

Lapor dugaan MAKELAR KASUS di BABASAL (BANGGAI BALANTAK SALUAN) ke SATGAS PEMBERANTASAN MAFIA HUKUM.


Bagi Keluarga BABASAL yang geram dengan dugaan KKN dan MAKELAR KASUS
yang semakin TIDAK JELAS, kirimkan pengaduan Anda
dengan alamat
PO Box 9949
Jakarta 10000
Dengan diberi kode GM atau Ganyang Mafia

Lapor dugaan MAKELAR KASUS di BABASAL ke pengaduan@kpk.go.id



AYO berantas KKN dan MAKELAR KASUS khususnya di daerah BABASAL
GUNAKAN MOMENTUM GAYUS.....

BERANTAS KKN DI BABASAL (BAnggai-BAlantak-SAluan)


Salam DAMAI,
Bagi PARA keluarga BABASAL yang geram dengan pemberantasan korupsi-kolusi-nepostime dan MAKELAR KASUS khususnya di daerah BABASAL tercinta, berikut adalah e-mail pengaduan langsung ke KPK :pengaduan@kpk.go.id
AYO BERANTAS KKN dan MAKELAR KASUS
Lihat! Lawan! Laporkan!