Cadangan minyak milik Indonesia saat ini diperkirakan hanya sekitar 3,692 miliar barel, dan diperkirakan habis dalam 10-12 tahun lagi.
Namun Indonesia masih memiliki potensi tambahan minyak baru lagi sebanyak 3,857 miliar barel lagi, namun untuk membuktikannya harus dilakukan pengeboran minyak lagi, sehingga total cadangan minyak Indonesia sebanyak 7,549 miliar barel.
Ini sebaran cadangan minyak Indonesia berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Senin (26/5/2014).
1. Sulawesi Tengah dengan jumlah cadangan minyak sebanyak 3,386 miliar barel
2. Jawa Timur dengan jumlah potensi cadangan minyak sebanyak 1,312 miliar barel
3. Sulawesi Selatan 1,005,34 miliar barel
4. Kalimantan jumlah cadangan minyak 573,50 juta barel
4. Jawa Barat sebanyak 494 juta barel
5. Natuna sebanyak 373,23 juta barel
6. Aceh sebanyak 150,68 juta barel
7. Sumatera Utara potensi minyak sebanyak 110,67 juta barel
8. Papu dengan potensi minyak sebanyak 65,97 juta barel
9. Sulawesi dengan potensi minyak sebanyak 51,87 juta barel
10. Maluku dengan potensi minyak sebanyak 24,96 juta barel
Sabtu, 26 Juli 2014
MIGAS BANGGAI RAYA
PT Pertamina (Persero) tengah merealisasikan 29 proyek pengembangan hulu minyak, gas dan panas bumi dengan nilai total investasi mencapai US$ 9 miliar.
Senior Vice President Development & Technology Pertamina R. Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan, perusahaan tengah memonitor penyelesaian 29 proyek pengembangan hulu migas dan panas bumi. Sekitar 22 proyek di antaranya, merupakan proyek-proyek besar dengan nilai investasi di atas US$ 100 juta.
Dua proyek di antaranya, yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiungbiru bahkan membutuhkan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar. Sedangkan tiga proyek lainnya masing-masing menelan investasi di atas US$ 500 juta seperti DSLNG (Donggi Senoro LNG di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah), PPGM (Luwuk, Sulawesi Tengah) dan pengembangan di blok WMO (PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore), yang segera memecahkan rekor dunia untuk pengembangan 6 lapangan migas sekaligus dalam waktu bersamaan.
Pertamina juga tengah menggarap proyek-proyek EOR (teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut atau enhanced oil recovery- EOR) dan panas bumi dengan nilai investasi di kisaran US$100 juta hingga US$400 juta.
“Hingga saat ini, dari total 29 proyek senilai US$ 9 miliar yang tengah dijalankan, telah terealisasi sebesar US$3,52 miliar. Ini semua membuktikan Pertamina tidak pernah kehilangan fokus untuk terus meningkatkan produksi migas dan panas bumi,”jelasnya.
Gunung menambahkan, beberapa proyek mulai memberikan kontribusi produksi bagi perusahaan pada tahun ini. Dia mencontohkan Pengembangan Banyu Urip sebesar 18.636 bopd, lapangan YY Blok ONWJ sebesar 1.108 bopd, PPDM sebesar 1.666 bopd dan beberapa proyek EOR, di antaranya EOR Rantau sebesar 1.671 bopd.
“Total tambahan produksi minyak yang akan diperoleh dari proyek-proyek pengembangan tersebut pada 2015 diperkirakan mencapai 77.900 bopd minyak, 315 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari) gas dan 40 MW panas bumi,” ungkap Gunung.(K-1)
Senior Vice President Development & Technology Pertamina R. Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan, perusahaan tengah memonitor penyelesaian 29 proyek pengembangan hulu migas dan panas bumi. Sekitar 22 proyek di antaranya, merupakan proyek-proyek besar dengan nilai investasi di atas US$ 100 juta.
Dua proyek di antaranya, yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiungbiru bahkan membutuhkan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar. Sedangkan tiga proyek lainnya masing-masing menelan investasi di atas US$ 500 juta seperti DSLNG (Donggi Senoro LNG di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah), PPGM (Luwuk, Sulawesi Tengah) dan pengembangan di blok WMO (PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore), yang segera memecahkan rekor dunia untuk pengembangan 6 lapangan migas sekaligus dalam waktu bersamaan.
Pertamina juga tengah menggarap proyek-proyek EOR (teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut atau enhanced oil recovery- EOR) dan panas bumi dengan nilai investasi di kisaran US$100 juta hingga US$400 juta.
“Hingga saat ini, dari total 29 proyek senilai US$ 9 miliar yang tengah dijalankan, telah terealisasi sebesar US$3,52 miliar. Ini semua membuktikan Pertamina tidak pernah kehilangan fokus untuk terus meningkatkan produksi migas dan panas bumi,”jelasnya.
Gunung menambahkan, beberapa proyek mulai memberikan kontribusi produksi bagi perusahaan pada tahun ini. Dia mencontohkan Pengembangan Banyu Urip sebesar 18.636 bopd, lapangan YY Blok ONWJ sebesar 1.108 bopd, PPDM sebesar 1.666 bopd dan beberapa proyek EOR, di antaranya EOR Rantau sebesar 1.671 bopd.
“Total tambahan produksi minyak yang akan diperoleh dari proyek-proyek pengembangan tersebut pada 2015 diperkirakan mencapai 77.900 bopd minyak, 315 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari) gas dan 40 MW panas bumi,” ungkap Gunung.(K-1)
Langganan:
Postingan (Atom)