Pembangunan kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Donggi Senoro, di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah berkapasitas 2 juta ton per tahun (mtpa) hingga awal April 2012 mencapai 40%. Pada perusahaan tersebut, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memiliki 11,1% saham di kilang LNG Donggi Senoro, sementara PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero) memiliki 29%.
Untuk mengembangkan proyek kilang LNG Donggi Senoro, Pertamina Hulu tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,148 triliun atau 18,5% dari total anggaran belanja modal perseroan tahun ini sebesar Rp 11,629 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pemboran sumur pengembangan migas di Blok Tomori sebagai sumber hulu gas kilang LNG dan membiayai kontrak EPC, dan membuka jalur jalan (re-routing road).
Gas alam cair dari kilang Donggi Senoro akan diekspor ke dua perusahaan asal Jepang, yaitu Chubu Electric Power Co sebanyak 1 juta metrik ton per tahun (mtpa) dan Kyushu Electric Power Co sebanyak 300 ribu ton per tahun. Sisanya dialokasikan ke Korea Gas Corporation (Kogas), perusahaan distribusi LNG terbesar di Korea Selatan, sebanyak 700 ribu ton per tahun. Ketiga kontrak tersebut berlaku selama 13 tahun.
PT Donggi Senoro LNG dimiliki sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri yang membentuk konsorsium. Sebanyak 59,9% saham Donggi Senoro dikuasai Sulawesi LNG Development Ltd. Saham perusahaan tersebud dimiliki Mitsubishi Corp dan Kogas. Sisanya dimiliki 29% oleh Pertamina dan 11,1% oleh Medco.
Gas alam untuk kilang tersebut dipasok dari lapangan Matindok, Donggi, sebanyak 85 mmscfd milik PT Pertamina EP, serta lapangan Senoro sebesar 250 mmscfd yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi dan PT Medco E&P Tomori, anak usaha Medco Energi.(Sumber : http://financeroll.co.id).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar