Kabupaten Banggai yang beribukotakan Luwuk, mempunyai sumber daya alam yang sangat bernilai ekonomi tinggi, antara lain adanya kandungan gas alam yang kini sedang dieksploitasi. Kekayaan alam suatu daerah, sudah tentu harus ditunjang adanya sektor perhubungan, dan untuk daerah ini dapat dikatakan cukup memadai, karena telah ditunjang 5 pelabuhan laut temasuk Pelabuhan Tangkiang yang hingga kini belum teroperasi maksimal, 2 pelabuhan penyeberangan dan dilengkapai pula bandar udara kelas III Syukuran Aminuddin Amir Luwuk Kabupaten Banggai, yang awal pengoperasiannya diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Rusmin Nurjadin.
Adapun letak dari badara ini, yaitu sejajar dengan garis pantai selatan peling selatan peling dan berada di kaki bukit dengan ketinggian 17 m diatas permukaan air laut, dan arah landasan pacu (:) 04–22. Bandara ini, sejak tahun 1974 oleh Pemerintah Kabupaten Banggai dibangun lapangan terbang pertama kali dengan panjang landasan 850 m x 30 m dengan kontruksi onderlag dan pemadatan. Adapun status bandara sebelumnya adalah Lapangan Terbang Peritis Bubung, yang selanjutnya kini, sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No KM 68 Tahun 2002, status Bandar Udara ini menjadi Bandar Udara Kelas III, guna melayani kepentingan umum serta menunjang kegiatan perekonomian, pelayanan publik dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan.
Kepala Bandara Syukuran Aminudin Amir Luwuk, Umar B Linggulu kepada Jaya Pos mengatakan, guna mengantisipasi pembangunan Kabupaten Banggai kedepan, lapangan terbang direncanakan berada pada koordinat 01"02"25" sampai dengan 122.46"7 E dengan E Elevasi 17 Meter (55,76 feet). Bandara ini sampai tahun 2009 sudah resmi dapat didarati pesawat berbadan lebar 737-300. Tahun 2010 mendapat alokasi dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai kegiatan yang meliputi beberapa item pekerjaan, meliputi pekerjaan overlay landasan seluas 9000 m, pengadaan dan pemasangan lampu landasan/air field (AFL) dan mals, penambahan daya 53 KVA menjadi 164 KVA, pembangunan gedung genset, gedung CCR, pengadaan tiang flood light dan rehabilitasi rumah dinas serta RTT sisi udara.
Lebih jauh Umar mengatakan, semua itu bertujuan agar Bandara SA Amir, layak dan memenuhi syarat dalam pelayanan, keamanan dan keselamatan penerbangan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737-300/400 sampai boeing 737-900 ER. “Ini merupakan upaya pihak kami agar bandar udara ini representatif bagi pengguna jasa penerbangan di kawasan timur Sulawesi Tengah.
Dengan meningkatkan program pembangunan yang terarah dan terprogram secara rinci dan tepat guna oleh Kementerian Perhubungan,
Bandar Udara SA Amir mendapat kucuran anggaran APBN-P senilai Rp 6,5 milyar untuk pengadaan dan pemasangan DVOR/DME lengkap dengan gedungnya di ujung landasan Palu. 22 terpasang navigasi tercangih untuk keselamatan penerbangan, pengadaan mobil pemadam PKP-PK Tipe II, pemasangan genset 250 KVA, mengerjakan pelapisan landasan seluas 6000 x 30 m dengan rehabilitasi gedung terminal serta pemindahan-pemindahan fasilitas komunikasi AFTN-PTT dari Gorontalo–Luwuk, pengadaan mobil truk, pengadaan fasilitas recorder.
Umar mengatakan, mudah-mudahan tahun 2012 ini pihaknya mengusulkan peningkatan lalu lintas udara dengan kenaikan kelas bandara menjadi Kelas II. Kedepan kegiatan yang lebih penting antara lain pembentukan lahan perpanjangan R/W 400 m x 150 m, overlay landasan, hingga tahun 2013 nanti program kontruksi perpanjangan R/W 400 x 30 m sehingga R/W menjadi 2250 m x 30 m dapat didarati pesawat Boeing 737-400 Boing 737900 ER secara full (Sumber : http://www.harianjayapos.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar