Luwuk Menyongsong SULTIM, the best choice for SULTIM.
KESULITAN pemasaran rumput laut di Kabupaten Banggai
mulai teratasi. PT Brasindo Gun, sebuah investor yang bergerak di sektor
kelautan dan perikanan telah membangun pabrik rumput laut di Luwuk,
Kabupaten Banggai. Pembangunan pabrik satu-satunya di Provinsi Sulteng
itu telah memasuki tahapan produksi dengan kapasitas produksi sebesar
250 ton Chip perbulan.
Dengan adanya pabrik rumput laut tersebut, maka petani rumput laut
dapat memasarkan langsung, karena PT Brasinso Gun memang membutuhkan
stok rumput laut yang besar untuk memproduksi rumput laut dalam bentuk
Chip. Bahkan, pihak investor telah memberikan dana talangan kepada
sejumlah petani rumput laut agar lebih menggiatkan penanaman dan
pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan
(Bangkep).
Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banggai, Ir Abdullah Ali MSi,
Rabu (18/7) mengatakan, pabrik rumput laut sudah mulai beroperasi.
Bahkan, produksi perdananya telah diekspor ke Brazil untuk dijadikan
bahan kapsul obat-obatan. Pabrik yang berkapasitas produksi sebesar 250
ton Chip perbulan itu, merupakan pabrik yang pertama dibangun di
Sulteng. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng juga sudah
merespons keberadaan pabrik tersebut.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng, kata dia, juga
memberikan imbauan kepada semua Dinas Perikanan dan Kelautan se Sulteng
agar menyarankan kepada para petani rumput laut yang ada di daerahnya
masing-masing untuk memanfaatkan pabrik rumput laut yang ada di
Kabupaten Banggai. Selain harganya sangat memuaskan, para petani rumput
laut tidak merasa kesulitan memasarkan hasil rumput laut di Sulteng.
Dikatakan, produksi rumput laut dalam bentuk Chip adalah produksi yang
berada pada tingkatan diatas kering. Jika diibaratkan pada komoditi
kayu sama dengan pabrik setengah jadi, kemudian diekspor ke Brazil untuk
dijadikan bahan pembuatan kapsul dan berbagai kepentingan lainnya. “Ini
merupakan sebuah keuntungan bagi petani rumput laut, karena pabrik yang
membutuhkan komoditi itu telah hadir di Kabupaten Banggai. Tinggal
petani meningkatkan hasil pembudidayaan rumput laut untuk memenuhi
kebutuhan pabrik,” tandasnya.
Kata dia, pihak perusahaan telah membangun kerjasama saling
menguntungkan dengan semua petani rumput laut yang ada di Kabupaten
Banggai dan Bangkep sebagai penghasil rumput laut terbesar. Perusahaan
juga mulai melakukan ekspansi keluar wilayah Sulteng dengan melakukan
transaksi pembelian rumput laut sampai ke Talibo, Maluku Utara. “Ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pabrik akan stok rumput laut,”
tandasnya.
Yang pabrik butuhkan kata dia, adalah rumput laut yang telah
dikeringkan dengan kadar air sebesar 35 persen, lalu dimasukan ke pabrik
untuk diproses menjadi rumput laut yang kadar airnya lebih rendah atau
Chip. Setelah dinyatakan Chip, hasil produksi pabrik rumput laut
diperpak untuk dilakukan proses ekspor ke Brazil yang memang menjadi
negara tujuan.
Kata Abdullah lagi, pabrik rumput laut yang dibangun oleh PT Brasindo
Gun membutuhkan stok rumput laut minimal sebanyak 1.000 ton kering
perbulan. Karena, dalam setiap 400 ton rumput laut kering akan menjadi
100 ton Chip setelah diproduksi. “Hasil produksi pabrik sebesar 250 ton
Chip perbulan, berarti petani rumput laut di Kabupaten Banggai, Bangkep,
dan Maluku Utara harus menyediakan stok rumput laut minimal sebanyak
1.000 ton perbulan,” tandasnya.
Untuk menyediakan stok rumput laut sebanyak itu, hasil budidaya rumput
laut di Kabupaten Banggai dan Bangkep, belum mampu menyuplai kebutuhan
pabrik. Makanya, pihak perusahaan juga melakukan ekspansi ke Maluku
Utara untuk memenuhi kebutuhan pabrik. “Imbauan Dinas Perikanan Provinsi
Sulteng kepada semua Dinas Perikanan se Sulteng adalah langkah yang
sangat tepat,” tandasnya.(Sumber : Radar Sulteng)
apa ada lowongan kerja d pabrik iniiii
BalasHapusBerapa 1 kiko kita beli
BalasHapusadakah lowongan di pabrik rumput laut sy lagi butuh kerjaan
BalasHapusHarga/kg nya berapa?,.
BalasHapus