Selasa, 12 Januari 2010

LNG DONGGI-SENORO LUWUK-BANGGAI, Februari 2010 ?

Pemerintah diharapkan segera memberi keputusan atas rencana pengembangan lapangan Donggi-Senoro terkait peruntukan gas yang dihasilkan lapangan itu. Jika keputusan itu baru diambil setelah Februari, target produksi dari lapangan yang dikelola Pertamina-Medco itu dipastikan mundur.

"Kalau sampai akhir bulan (Januari) belum diputuskan, pengembangannya delay. Jadi, kita harapkan paling lambat Februari agar tidak delay," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo di sela-sela pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Jepang, di Hotel Grand Hyatt, Senin (11/1/10), di Jakarta.

Jika sesuai rencana, gas dari lapangan Donggi-Senoro akan diproduksikan pada kuartal 1 dan 2 tahun 2013. Pihaknya telah menyerahkan tiga opsi pengembangan lapangan Donggi-Senoro yaitu 100 persen untuk domestik, 100 persen untuk ekspor, serta kombinasi domestik dan ekspor. Keputusan itu akan diambil dalam sidang kabinet.

Terkait rencana pendanaan dalam negeri untuk lapangan itu, Evita menjelaskan hingga saat ini belum tuntas dibahas karena perbankan nasional memperlakukannya sebagai transaksi bisnis padahal pemerintah menginginkan ada perlakuan khusus. "Pendanaan untuk dalam negeri belum tuntas," ujarnya.

Untuk mengembangkan lapangan, butuh dana 3,7 miliar dollar AS dengan perincian 1,7 miliar dollar AS untuk pengembangan hulu dan 2 miliar dollar AS untuk sektor hilir. Dengan perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dollar Rp 10.000, maka biaya yang diperlukan sekitar Rp 37 triliun.

Saat ini ada tiga perusahaan yang berminat membeli gas Donggi-Senoro yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Panca Amara Utama (PAU). Ketiga perusahaan itu, membutuhkan pasokan gas sekitar 211 MMSCFD. Pembeli domestik menginginkan harga gas sekitar 4,2 dollar AS per MMBTU plus formula, sedangkan KKKS menginginkan harga 5,62 dollar AS per MMBTU (Sumber : Kompas.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar