Jumat, 26 November 2010

Metode Dewatering untuk menstabilkan lereng


ABSTRAK
Paper ini mencakup prilaku geological dan geotechnical pada sebuah lereng di sebuah penggalian tambang batubara (Lignite) opencast di barat laut Spanyol. Termasuk didalamnya studi mengenai hydrogeological, batuan, folds and faults. Yang pasti bahwa lereng tersebut akan tidak stabil tanpa pengurangan tekanan air pada massa batuannya.
LATAR BELAKANG
Tekanan air (Fissure water pressure) yang ada pada daerah lereng di daerah tambang akan menyebabkan masalah kestabilan yang serius termasuk mengurangi kekuatan efektif dan meningkatkan berat unit tanah. Beberapa metode dewatering yang sering digunakan yaitu antara lain surface drains, horizontal drains, pumping wells, backfilled toe drain trenches atau yang lainnya. Sedangkan metode apa yang paling sesuai akan sangat ditentukan oleh kondisi geologi dan hidrogeologi area tambang, luasan area dewatering, metode kerja penambangan dan masalah ketersediaan finansial.
FORMASI GEOLOGI. 
1.Tertiary and Alluvial sediments : Dengan kedalaman 0 - 25m, terdiri dari mayoritas lignite, carbonaceous clay, clay (Lempung), marly sand dan basal konglomerat
2. Palezoic rocks : Terdiri dari kristalin mono-metamorfik dan poly-metamorfik yang sangat terpengaruh dengan proses-proses patahan dan lipatan sehingga memberikan struktur yang sangat komplex.     
METODE PERBAIKAN TANAH
Massa batuan pada area ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : Palezoic formation yang dipengaruhi oleh patahan, lipatan, dan pelapukan yang dianggap mempengaruhi kekuatan batuan dan tentang lapisan tertiary deposits yang adalah laisan muda juga permasalahan bahwa kedua lapisan utama tersebut jenuh air sehingga memberikan tekanan air yang besar dan memperkecil kekuatan efektif. Persoalan utama pada studi untuk mengatasi mengalirnya air bawah tanah ke daerah eskavasi tambang yang akan menyebabkan ketidakstabilan. Teknik dewatering yang ditinjau untuk diteliti adalah : Surface drains, Vertical pumping wells dan Horizintal drains. Selain itu langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi studi mengenai curah hujan rata-rata dalam 20 tahun, studi mengenai pola aliran air permukaan dan studi tentang pengaliran air bawah tanah.
HASIL DAN KESIMPULAN
Curah hujan tertinggi dalam 1 hari (24 jam) disimpulkan dari hasil penelitian adalah 113mm dan dalam 1 jam sebesar 18mm. Maksimum run-off dalam 24 jam adalah 15.8 m/s dan total untuk seluruh daerah tambang adalah 260 m/s, dan bila dibandingkan dengan maksimum run-off yang tercatat pada kanal di daerah tambang adalah 1 m3/s/km2.
Maka setelah meneliti banyak faktor disimpulkan bahwa :
1. Teknik surface drains efektif untuk mengatasi infiltrasi air permukaan ke area opencast.
2. Teknik pumping wells efektif untuk menurunkan tekanan air pada formasi Paleozoic rock.   
3. Teknik horizontal drains cukup efektif untuk menurunkan tekanan air pada formasi lignite dan patahan batuan namun cukup beresiko mengalami cut-off karena slip di daerah failure zone.
Maka dapat dikatakan bahwa teknik surface drains adalah metode dewatering yang cocok untuk tertiary dan alluvial sediments dan teknik pumping wells cocok untuk palezoic rocks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar