Sabtu, 28 Juli 2012

Pabrik Rumput Laut di Koyoan, Luwuk-Banggai, Pertama di Sulawesi

Bangkep dan Banggai Penghasil Rumput Laut Terbesar.
Luwuk Menyongsong SULTIM, the best choice for SULTIM.
KESULITAN pemasaran rumput laut di Kabupaten Banggai mulai teratasi. PT Brasindo Gun, sebuah investor yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan telah membangun pabrik rumput laut di Luwuk, Kabupaten Banggai. Pembangunan pabrik satu-satunya di Provinsi Sulteng itu telah memasuki tahapan produksi dengan kapasitas produksi sebesar 250 ton Chip perbulan.
Dengan adanya pabrik rumput laut tersebut, maka petani rumput laut dapat memasarkan langsung, karena PT Brasinso Gun memang membutuhkan stok rumput laut yang besar untuk memproduksi rumput laut dalam bentuk Chip. Bahkan, pihak investor telah memberikan dana talangan kepada sejumlah petani rumput laut agar lebih menggiatkan penanaman dan pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan (Bangkep).
Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banggai, Ir Abdullah Ali MSi, Rabu (18/7) mengatakan, pabrik rumput laut sudah mulai beroperasi. Bahkan, produksi perdananya telah diekspor ke Brazil untuk dijadikan bahan kapsul obat-obatan. Pabrik yang berkapasitas produksi sebesar 250 ton Chip perbulan itu, merupakan pabrik yang pertama dibangun di Sulteng. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng juga sudah merespons keberadaan pabrik tersebut.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng, kata dia, juga memberikan imbauan kepada semua Dinas Perikanan dan Kelautan se Sulteng agar menyarankan kepada para petani rumput laut yang ada di daerahnya masing-masing untuk memanfaatkan pabrik rumput laut yang ada di Kabupaten Banggai. Selain harganya sangat memuaskan, para petani rumput laut tidak merasa kesulitan memasarkan hasil rumput laut di Sulteng.
Dikatakan, produksi rumput laut dalam bentuk Chip adalah produksi yang berada pada tingkatan diatas kering. Jika diibaratkan pada komoditi kayu sama dengan pabrik setengah jadi, kemudian diekspor ke Brazil untuk dijadikan bahan pembuatan kapsul dan berbagai kepentingan lainnya. “Ini merupakan sebuah keuntungan bagi petani rumput laut, karena pabrik yang membutuhkan komoditi itu telah hadir di Kabupaten Banggai. Tinggal petani meningkatkan hasil pembudidayaan rumput laut untuk memenuhi kebutuhan pabrik,” tandasnya.
Kata dia, pihak perusahaan telah membangun kerjasama saling menguntungkan dengan semua petani rumput laut yang ada di Kabupaten Banggai dan Bangkep sebagai penghasil rumput laut terbesar. Perusahaan juga mulai melakukan ekspansi keluar wilayah Sulteng dengan melakukan transaksi pembelian rumput laut sampai ke Talibo, Maluku Utara. “Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pabrik akan stok rumput laut,” tandasnya.
Yang pabrik butuhkan kata dia, adalah rumput laut yang telah dikeringkan dengan kadar air sebesar 35 persen, lalu dimasukan ke pabrik untuk diproses menjadi rumput laut yang kadar airnya lebih rendah atau Chip. Setelah dinyatakan Chip, hasil produksi pabrik rumput laut diperpak untuk dilakukan proses ekspor ke Brazil yang memang menjadi negara tujuan.
Kata Abdullah lagi, pabrik rumput laut yang dibangun oleh PT Brasindo Gun membutuhkan stok rumput laut minimal sebanyak 1.000 ton kering perbulan. Karena, dalam setiap 400 ton rumput laut kering akan menjadi 100 ton Chip setelah diproduksi. “Hasil produksi pabrik sebesar 250 ton Chip perbulan, berarti petani rumput laut di Kabupaten Banggai, Bangkep, dan Maluku Utara harus menyediakan stok rumput laut minimal sebanyak 1.000 ton perbulan,” tandasnya.
Untuk menyediakan stok rumput laut sebanyak itu, hasil budidaya rumput laut di Kabupaten Banggai dan Bangkep, belum mampu menyuplai kebutuhan pabrik. Makanya, pihak perusahaan juga melakukan ekspansi ke Maluku Utara untuk memenuhi kebutuhan pabrik. “Imbauan Dinas Perikanan Provinsi Sulteng kepada semua Dinas Perikanan se Sulteng adalah langkah yang sangat tepat,” tandasnya.(Sumber : Radar Sulteng)

4 komentar: