Sabtu, 07 November 2009

ATIS, Paling Ditakuti Koruptor

SOAL rekaman pembicara-an Anggodo Widjojo dengan sejumlah orang, berkaitan dengan kasus Bibit Samad Rian-to dengan Chandra M Hamzah yang diputar di sidang Mah-kamah Konstitusi (MK), meng-hebohkan tanah air. Borok pun terkuak, berkat penya-dapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berbicara soal sadap-me-nyadap, metode ini sepertinya cukup berhasil digunakan KPK, untuk menjebloskan pada tersangka koruptor. Selain menyadap Anggodo, KPK juga berhasil membongkar kasus Artalita Suryani dan Jaksa Urip Gunawan, beberapa waktu lalu.
Teknologi sadap, menyadap sesungguhnya berkembang mengikuti mode komunikasi yang berkembang dari masa ke masa. Pada mulanya, pe-nyadapan merupakan aktivi-tas penting yang dilakukan pada masa perang, bahkan merupakan salah satu faktor penentu kemenangan saat pe-rang.
Umumnya di medan perang, media komunikasi yang mem-butuhkan pengamanan adalah radio komunikasi. Mode komu-nikasi yang digunakan radio komunikasi yang menggu-nakan frekuensi radio yang terbuka untuk umum mem-buat penyadapan lebih mudah dilakukan karena gelombang suara merambat ke mana-mana.
Penyadapan juga dapat dila-kukan di jalur komunikasi telepon tetap (fixed line). Re-latif mudah dilakukan, kare-na cukup dengan melakukan tapping atau melekatkan kabel untuk menangkap si-nyal suara yang dirambatkan pada kabel telepon.
Dengan telepon selular yang memungkinkan mobilitas ting-gi, teknologi penyadapan pun merambah ke dunia selular, yaitu dengan memanfaatkan rambutan sinyal telepon selular di udara. Di dunia telepon selular, lazim dikenal cellular telephone interception (CTI). Sistem intersepsi digital pada telepon selular ditemukan dan dipatenkan oleh Peter Su-prunov di Amerika Serikat.
Teknologi yang digunakan KPK untuk melakukan aksi sadap itu terbilang canggih. Menurut data yang diperoleh, alat sadap yang digunakan KPK saat ini disebut ATIS Gueher Gmbh, buatan Jerman. KPK juga memiliki peralatan firing buatan AS dan macro system buatan Polandia. Alat tersebut harganya Rp 28,07 miliar.
Perinciannya, alat sadap jenis portable A (laptop dan receiver) seharga Rp 1,512 miliar, jenis B harganya Rp 5,25 miliar, dan jenis C harganya Rp 4 miliar. Kemudian satu unit LID Moni-toring Centre (LID MC) seharga Rp 17,31 miliar.
ATIS (Audio Telecommunica-tion International Systems) adalah sebuah generasi baru dari Instant Recall Recorders (IRC) dalam teknologi solid-state, yang dapat dikonek-sikan ke dalam audio source berupa telepon atau telepon selular GSM/AMPS/CDMA, dan akan merekam atau me-nyadap seluruh komunikasi suara dengan kapasitas aktif lebih dari 680 menit dan 1.000 panggilan yang berbeda.
Kompresi algoritma yang ada di dalam ATIS telah mem-perbesar kapasitas penyim-panan dan kualitas suara yang cukup jernih. Dengan meng-gunakan koneksi telepon, ATIS dapat mengidentifikasi pene-lepon, waktu telepon dan nomor penelepon via RS232 link built-in. Keberadaan alat ini, sudah banyak diketahui para pejabat kita yang korup. Oleh sebab itu, tidak sedikit dari mereka yang kemudian mengganti-ganti nomor hand-phone-nya (Sumber : Hariankomentar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar